A. Sejarah Kampung
Dataran Tinggi Gayo (Bener Meriah) atau orang manca Negara menyebutnya dengan sebutan miniature orang eropa pedalaman, dengan latar perkebunan kopi serta hutan pinusnya, pada dasarnya penduduk Musara Pakat berasal dari Kampung Rime Raya Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Aceh Tengah dan pada tahun 1970 kampung Musara Pakat masih di namakan dusun Besi Gedok di karenakan di sekitar pemukiman penduduk di temukan Besi Gedok yang artinya Besi Bengkok yang konon ceritanya pada masa penjajahan belanda, merupakan tanda perkebunan cengkeh dan di temukan tanaman cengkeh. Pada tahun 1977 masyarakat meluas menjadi 4 Dusun, dan pada tahun 2002 di mekarkan dari Kampung Singah Mulo sehingga 4 (empat) dusun yang berada di kampung tersebut berkumpul untuk memusyawarahkan nama kampung dari bahasa Gayo yaitu Musara Pakat yang artinya “Murum Kite Pakat”. Letak Kampung Musara Pakat berada di pinggir sebelah barat Kampung Singah Mulo. Kanun Kabupaten Bener Meriah tanggal 16 Tahun 2006 di tetapkan di Redelong dan di resmikan pada tanggal 30 Agustus 2006 Bertempat di masjid Alur Gading.
Karena letak kampung sebelumnya berada di pinggir hutan, masyarakat saat itu melakukan gotong royong membersihkan hutan guna untuk lahan pertanian serta lokasi perkampungan.
Secara Geografis daerah ini mempunyai luas wilayah ±15.000 Hektar dari wilayah Kabupaten Bener Merih. Dan merupakan satu wilayah dengan kadaan tofografi dataran samapai bergelombang atau berbukit bukit dengan ketinggian 800-1000 dpl. Curah hujan rata –rata adalah 1.089 mm dan tertinggi adalah 2.409 mm.
Pada dasarnya penduduk Kampung Musara Pakat adalah bermata Pencaharian sebagai petani kopi dan juga sebagai petani palawija.
Pada tahun 2002 barulah Besi Gedok ini berubah menjadi perkampungan dangan nama Kampung Musara Pakat yang pada awalnya terdiri dari 4 dusun yaitu:
- Sebelah Utara Dusun Besi Gedok
- Sebelah Selatan Dusun Lubuk Cengkeh
- Sebelah Timur Dusun Bakti
- Sebelah Barat Dusun Teladan
?